Ada saatnya untuk berhenti. Sepertinya selama ini kamu hanyalah obsesiku. Atau mungkin tidak. Entahlah bagaimana cara terbaik untuk mendeskripsikan perasaanku selama ini.
Cinta? Saat itu mencintaimu merupakan sebuah metamorfosis yang rumit. Anggap saja aku tiba-tiba dikutuk menjadi kupu-kupu. Biasanya aku hanya bisa mengamati mereka menari dengan cantik di langit. Atau hanya sekedar membaca buku biologi tentang kehidupan mereka yang cukup menyedihkan. Rasanya sangat canggung merasakannya secara langsung, perasaan bahagia saat mereka mengepakkan sayap dan mengapung diudara, atau saat mereka menghabiskan separuh hidupnya hanya berdiam diri menjadi kepompong. Entahlah, apa ini metamorfosis yang baik atau buruk?
Mencintaimu merupakan hal yang canggung pada awalnya. Aku bisa merasakan banyak hal saat itu. Duniaku seakan berputar untuk dirimu saja. Semua topik pembicaraan yang aku punya hanya tentang dirimu. Kebiasaanmu, gerak-gerikmu, atau hal yang sangat indah yang paling aku suka adalah matamu. Mungkin aku bisa menghabiskan satu buku atau membuat satu playlist untuk menggambarkan betapa cantiknya itu. Tapi seperti kehidupan si kupu-kupu, mencintaimu juga dipenuhi banyak duka. Kerepotanku menahan semuanya sendirian sepertinya cukup tidak adil. Apa kupu-kupu pernah protes kepada tuhan untuk di perpanjang hidupnya? Atau dipercepat untuk bisa mengepakkan sayapnya? sepertinya mereka melakukan itu.
Aku terus meminta untuk dihilangkan perasaan ini disaat semuanya menjadi terlalu berat. Tetapi sepertinya, aku juga tidak ingin kehilangan perasaan itu. Karena sepertinya mencintaimu adalah sebuah keharusan. Aku tidak peduli akan berakhir seperti apa. Meskipun terkadang terlalu menyesakkan. Tapi biarlah, memang itu yang harus kutanggung. Beberapa kali aku tidak terima mengapa hanya aku yang bisa merasakan ini. Sedangkan tuhan sama sekali tidak memberimu perasaan ini. Tidak adil bukan? Berbagai cara untuk menghapus perasaan ini sudah dilakukan. Berbicara dengan banyak pria lain untuk bertanya sedang apa, sudah makan atau belum, dan banyak pertanyaan yang seharusnya memberikan perasaan yang sama seperti saat aku bersamamu. Terus mengulang pola yang sama.
Pada akhirnya semuanya selalu kembali padamu. Kembali lagi dengan perasaan yang lebih menggebu. Kembali lagi meminta untuk dihilangkan tetapi aku tau, aku tidak mau kehilangan perasaan itu. Banyak yang ingin aku sampaikan betapa seriusnya perasaan main-main ini. Aku bisa lebih mencintaimu dibanding dia. Atau lihatlah dan tolong rasakan sebesar ini perasaan itu, sampai memenuhi diriku dan ingin meledak. Tetapi kamu hanya pura-pura memahami saja. Tanpa pernah mau merasakannya.
Semuanya menjadi terlalu rumit hanya untukku. Tidak untukmu. Kamu tidak mengetahuinya. Atau mungkin tau. Hanya berpura-pura berdalih menjadi teman dekat. Saling memberi perhatian palsu yang bisa aku rasakan tetapi tidak bisa kamu rasakan. Tidak apa, itu cukup menghibur. Aku tidak berbohong, aku menyukai semua skenarionya tanpa cacat.
Hanya saja, bisakah aku tinggal di dunia itu? Terlalu perih saat dihadapkan oleh kenyataan. Ya, tapi aku tidak ingin menyangkal. Mencintaimu adalah anugerah. Aku bisa merasakan itu. Aku bisa merasakan makna yang ingin tuhan sampaikan padaku.
Suatu hari, aku menghadapi lagi kejadian yang sebelumnya pernah aku rasakan untuk beberapa kali. Rasa lelah menahan dan menanggung semuanya. Rasa ingin berteriak atau berbuat kesalahan seperti menciummu, memberikan jejak untuk meluapkan perasaan ini.
Malam itu dengan penuh air mata yang dengan fasih mengalir jika menyangkut kamu. Ketikan ponsel terasa berat sekali, semua berjalan lambat. Ingat ini semua hanya bagiku. Tidak bagimu. Mungkin kamu sedang tertawa atau sedang sibuk dengan seluruh urusanmu.
Entah kerasukkan apa, saat itu aku menyampaikannya kepadamu.
Tentang semua beban yang aku rasakan.
Beberapa hari kemudian, aku mengunjungimu.
Hari itu aku merasa bisa melepasmu. Perasaanku kosong. Mungkin butuh waktu untuk tidak terlibat. Butuh waktu untuk mempertahankan rasa yang kosong ini.
Sampai menjadi terbiasa.
Kuharap kamu baik-baik saja dan selalu dilindungi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar